Etnobotani Masyarakat Dalam Pemanfaatan Serat Kulit Melinjo Sebagai Bahan Baku Pembuatan Noken Di Kampung Esyo Distrik Aifat Kabupaten Maybrat

Authors

  • azis maruapey Universitas Mummadiyah Sorong
  • Ponisri Ponisri Universitas Muhammadiyah Sorong
  • Syarif Ohorella Universitas Muhammadiyah Sorong

DOI:

https://doi.org/10.33506/md.v12i2.963

Keywords:

Etnobotani, Serat kulit, Melinjo, Bahan baku, Noken

Abstract

Tas rajutan tangan rakyat Papua, Noken, telah resmi masuk dalam daftar UNESCO warisan budaya. Pengakuan UNESCO akan mendorong upaya melindungi dan mengembangkan warisan budaya Noken. Inskripsi UNESCO ini membuat kami melakukan penelitian etnobotani pembuatan Noken oleh masyarakat di Kampung Esyo Distrik Aifat Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui etnobotani dan pengetahuan lokal (local knouwledge) masyarakat dalam memanfaatkan serat kulit pohon Melinjo, proses dan kriteria pengambilan bahan baku serta proses pembuatan Noken oleh masyarakat di Kampung Esyo Distrik Aifat Kabupaten Maybrat.  

Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survey dan wawancara semi struktural (semi structural interview). Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan etnobotani pemanfaatan serat kulit pohon Melinjo dan disajikan dalam bentuk gambar.

Hasil menunjukkan bahwa pemanfaatan serat kulit pohon Melinjo untuk pembuatan Noken oleh masyarakat Kampung Esyo ,,,,,’Distrik Aifat Kabupaten Maybrat, dengan memanfaatkan serat kulit pohon Melinjo dengan ukuran diameter antara 10 - 20 cm. Proses pengambilan serat dengan cara ditebang dan menguliti pohon tersebut. Perlakuan bahan baku melalui perendaman, penjemuran, penghalusan dan pewarnaan dengan maksud agar serat kulit kayu tidak cepat rusak dan lebih tahan lama (awet). Proses pembuatan Noken mengikuti pola sulaman dan anyaman, yang disesuaikan dengan pola dan ukuran Noken yang diinginkan. Pemberian warna Noken memakai pewarna alami dengan memanfaatkan beberapa jenis tumbuhan anggrek alam. Proses perajutan Noken dilakukan pada saat santai atau istirahat, tempat perajitan Noken bisa di rumah, pasar atau tempat pertemuan di kampung.

References

Alhamid, H dan Yeny, I., 2003. Dampak Pembalakan Terhadap Jumlah Jenis Tumbuhan Berkayu Yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Mooi di Kampung Maibo Sorong. Buletin Penelitian dan Pengembangan Hutan No. 643: 59-84.

Januar, A. 2017. “Fungsi Dan Makna Dan Identensi Noken Sebagai Simbol Identitas Orang Papuaâ€. Jurnal ; Patrawidya Vol 8. No 1. Jayapura : Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua.

Koentjara-ningrat, 2009. Pengantar Ilmu Antropologi Edisi Refisi. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Marit, E. L. 2016. “Noken dan Perempuan Papua : Analisis Wacana Gender dan Ideologiâ€. Jurnal. Vol 1. No.1. Jayapura : Universitas Cenderawasih.

Nugraheni, N. 2009. Keragaman Komponen Kimia dan Dimensi Serat Kayu Reaksi Melinjo (Gnetum gnemon Linn). Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Pandit, I. K. N. 2002. Anatomi Kayu. Pengantar Kayu Sebagai Bahan Baku. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Pekei, T. 2004. “Cermin Noken Papua Perspektif Kearifan Mata Budaya Papuaniâ€. Kabupaten Nabire : Ecology Papua Institute.

Downloads

Additional Files

Published

2020-11-09

How to Cite

maruapey, azis, Ponisri, P., & Ohorella, S. (2020). Etnobotani Masyarakat Dalam Pemanfaatan Serat Kulit Melinjo Sebagai Bahan Baku Pembuatan Noken Di Kampung Esyo Distrik Aifat Kabupaten Maybrat. Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta, 12(2), 67–96. https://doi.org/10.33506/md.v12i2.963

Most read articles by the same author(s)

> >>