Sistem Pengelolaan Mangrove Information Center (MIC) Di Desa Wonorejo Surabaya, Jawa Timur
Keywords:
Hutan mangrove, Pengelolaan, PelestarianAbstract
Hutan mangrove merupakan sumberdaya pesisir yang berperan penting dalam pembangunan baik daerah atau negara. Kawasan mangrove memiliki peranan yang sangat vital bagi manusia dan hewan yang hidup di dalamnya. Dalam beberapa dekade terakhir ini sering terjadi pengalihfungsian lahan mangrove tanpa izin untuk dijadikan lahan pertambakan, pemukiman, dan lainnya. Oleh karena itu diperlukan langkah strategis untuk melindungi hutan mangrove sekaligus menjadikan hutan mangrove menghasilkan uang bagi masyarakat sekitarnya sehingga manfaat ekonomi bisa dirasakan oleh masyarakat tanpa merusak hutan mengrove yaitu dengan cara pengelolaan yang baik dan terstruktur. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis vegetasi mangrove, sistem pengelolaan, jenis kegiatan dan idetifikasi permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan mangrove di Mangrove Information Center Wonorejo Surabaya. Sistem pengelolaan Mangrove Information Center (MIC) dikelola oleh masyarakat Wonorejo dibawah naumgan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya. Kegiatan wisata yang terdapat di Mangrove Information Center ada 2 yaitu ekowisata mangrove dan jasa foto prawedding. Permasalahan yang dihadapi Mangrove Information Center dalam hal pengelolaan antara lain yaitu air bersih, akses jalan, tugas para pengelola yang kurang teratur, dana bantuan kepada Mangrove Information Center. Pada Mangrove Information Center terdapat 2 jenis spesies mangrove dari 3 stasiun pengamatan yang dilakukan, yaitu Avicenia alba dan Avicenia marina. Vegetasi Avicennia marina mendominasi pada tingkat pohon, anakan dan semai hampir di semua stasiun penelitian sedangkan vegetasia Avicenia alba mendominasi pada tingkat anakan, pohon dan semai hanya pada stasiun 2.References
Anonim. 1997. Empang parit di Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes. Kehutanan Indonesia 6: 31-34.
Arief, A. 1994. Hutan, hakekat dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Baderan, Dewi Wahyuni K. 2017. Serapan Karbon Hutan Mangrove Gorontalo. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. CV. Budi Utama. Yogyakarta.
Bandaranyake, W.M. 1995. Survey of mangrove plants from Northern Australia for phytochemical constituents and UV-absorbing compounds. Current Topics in Phytochemistry (Life Science Advances) 14: 69-78.
Bandaranayake, W.M. 1998. Traditional and medicinal uses of mangroves. Mangroves and Salt Marshes 2: 133-148.
Bashan, Y., M.E. Puente, D.D. Myrold, and G. Toledo. 1998. In vitro transfer of fixed nitrogen from diazotrophic lamentous cyanobacteria to black mangrove seedlings. FEMS Microbiology Ecology 26: 165-170.
BUDIMAN, A. dan D. DARNAEDI 1985. Struktur komunitas moluska di hutan mangrove Morowali, Sulawesi Tengah. Pros. Sem. II Ekos. Mangrove. MABLIPI: 175-182.
Dharmawan, I.W.S., dan Siregar, C.A., 2011. Karbon Tanah dan Pendugaan Karbon Tegakan Avicennia marina (Forsk) Vierh di Ciasem, Purwakarta. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 5(4), 317-328.
Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta. Giesen, W. 1993. Indonesian mangroves: an update on remaining area and main management issues. International Seminar on Coastal Zone Mangement of Small Island Ecosystem, Ambon, 7-10 April 1993.
Hartina. 1996. Evaluasi Usaha Tumpang Sari Empang Parit di RPH Cemara, BKPH Indramayu, KPH Indramayu. [Tesis]. Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM.
Indriyanto.2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta. 138 hal.
Kairo, J.G., F. Dahdouh-Guebas, J. Bosire, and N. Koedam. 2001. Restoration and management of mangrove systems-a lesson for and from the East African region. South African Journal of Botany 67: 383-389.
Latuconsina, Husain. 2010. Dampak Pemanasan Global Terhadap Ekosistem Pesisir Dan Lautan. Jurnal Ilmiah Agribisnis Dan Perikanan (Agrikan Ummu-Ternate), 3(1), 30-37.
Lemmens, R.H.M.J. and N. Bunyapraphatsara (eds.). 2003. Plant Resources of South-East Asia No. 12 (3), Medicinal and Poisonous Plants 3. Bogor: Prosea.
Lemmens, R.H.M.J. and W. Wulijarni-Soetjipto (eds.). 1992. Plant Resources of South-East Asia No. 3, Dye and Tannin-Producing Plants. Bogor: Prosea.
Mulyadi, Edi; Hendriyanto, Okik; Dan Fitriani, Nur. 2010. Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Ekowisata. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 1(Edisi Khusus), 51-58.
Martosubroto, P. and M. Naamin. 1977. Relationship between tidal forests (mangroves) and commercial shrimp production in Indonesia. Marine Research Indonesia 18: 81-86
Padua, L.S. de, N. Bunyapraphatsara, and R.H.M.J. Lemmens (eds.). 1999. Plant Resources of South-East Asia No. 12 (1), Medicinal and Poisonous Plants 1. Bogor: Prosea.
Rachmawati, Ditha; Setyobudiandi, Isdradjad; dan Hilmi, Endang. 2014. Potensi Estimasi Karbon Tersimpan Pada Vegetasi Mangrove Di Wilayah Pesisir Muara Gembong Kabupaten Bekasi. Jurnal Omni-Akuatika, 13(19), 85 – 91.
Rahma, Fajar; Basri, Hairul; dan Sufardi. 2015. Potensi Karbon Tersimpan Pada Lahan Mangrove dan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan, 4(1), 527-534.
Rahman; Effendi, Hefni; dan Rusman, Iman. 2017. Estimasi Stok dan Serapan Karbon pada Mangrove di Sungai Tallo, Makassar. Jurnal Ilmu Kehutanan, 1(1), 19-28.
Ronnback, P. 1999. The Ecological Basis for Economic Value of Seafood production supported by mangrove ecosystems. Ecological Economics 29: 235-252.
Saenger, P., E.J. Hegerl, and J.D.S Davie. 1983. Global status of Mangrove Ecosystems. The Environmentalist 3: 1-88.
Also cited as: IUCN. 1983. Global Status of Mangrove Ecosystems. Gland: International Union for the Conservation of Nature and Natural Resourc.
Senoaji, G dan Hidayat, Muhamad Fajrin.2016. Peranan Ekosistem Mangrove Di Pesisir Kota Bengkulu Dalam Mitigasi Pemanasan Global Melalui Penyimpanan Karbon. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 23(3), 327-333.
Sidik, Frida; Supriyanto, Bambang dan Lugina, Mega. 2017. Tingkat Rujukan Emisi Hutan Mangrove Delta Mahakam. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 14(2), 93-104.
Sondak, Calvyn, F.A. 2015. Estimasi Potensi Penyerapan Karbon Biru (Blue Carbon) oleh Hutan Mangrove Sulawesi Utara. Journal Of Asean Studies On Maritime Issues, 1(1), 2429.
Spalding, M., F. Blasco, and C. Field. 1997. World Mangrove Atlas. Okinawa: International Society for Mangrove Ecosystems.
Valkenburg, J.L.C.H. van and N. Bunyapraphatsara (eds.). 2002. Plant Resources ofSouth-East Asia No. 12 (2), Medicinal and Poisonous Plants 2. Leiden: Backhuys Publishers.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Jurnal Riset Perikanan dan Kelautan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.