Konektivitas Pulau Kecil dan Pulau Induk Dalam Pengembangan Ekowisata Bahari Berdasarkan Karakteristik Geografis dan Sosial Budaya Lokal (Studi Kasus Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun)
Keywords:
Ekowisata bahari, konektivitas, pulau kecilAbstract
Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun merupakan gugusan pulau kecil dengan luas masing-masing 0.31 Km2 dan 0.73 Km2, berada di utara Pulau Seram Maluku Tengah dan tidak ditempati masyarakat (kosong). Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik geografis dan sosial budaya masyarakat dalam proses pengembangan ekowisata bahari di kedua pulau. Harapannya menjadi informasi pendukung data base terkait pengelolaan pulau Nusa Manu dan Nusa Leun sebagai kawasan parwisata bahari. Pengambilan data dilakukan secara langsung (insitu) di lapangan selama bulan September sampai Desember 2016, mewakili 2 lokasi yaitu central area of research dan study area of research. Menggunakan analisis deskriptif evaluatif untuk mengethaui dinamika sosial dan budaya masyarakat Negeri Sawai, melalui interview indepth dan pengisian kusioner. Sedangakan data geografis dan landscape pesisir diperoleh menggunakan analisis spasial dengan perangkat lunak aplikasi ArcmapGis 10.3.1. Kedua pulau berada pada wilayah dataran tinggi mencapai lebih dari 500 mdpal, terbentuk secara alami melalui mekanisme vulkanis dan tektonik. Pengembangan kawasan saling terintegrasi antara pulau induk dan pulau kecil berdasarakan konektivitas ekologi dan sosial melalui pengelolaan sumberdaya alamReferences
Abraham J. 2007. Kajian potensi sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil di Maluku. Lembaga Penelitian Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (LEMLIT PPK). Ambon. (ID): Universitas Pattimura.
BPS. 2016. Data Klimatologi Stasiun Meteorologi Amahai Maluku Tengah Maluku (ID): Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah. Masohi.
Dahuri R. 1998. The Application of Carrying Capacity Concept for Sustainable Coastal Resources Development in Indonesia. Center for Coastal and Marine Resources Studies (CCMRS). IPB. Jurnal PSPL Indonesia. 1 (1); 1-14.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maluku Tengah. 2016. Dokumen RIPPARDA. Masohi. (ID): Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maluku Tengah.
Dinas Kelautan dan Perikanan Peovinsi Maluku. 2016. Dokument Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Provinsi Maluku. Ambon. (ID): Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maluku Tengah. 2016. Dokumen RIPPARDA. Masohi. (ID): Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maluku Tengah.
Mahrup, Kusnartha IGM, Soemeinaboedhy, Padusung, Fahrudin. 2021. Lokus Anomali Vektor Angin yang Berdampakpada Kekeringan di Nusa Tenggara Barat. Prosiding SAINTEK. Volume 3, Januari hal; 182-191
Marasabessy I, Fahrudin A, Imran Z, Agus. S.B Marasabessy A, Badarudin M.I. Peran Sistem Petuanan Negeri dalam Pengaturan Zonasi Kawasan Pesisir dan Laut berbasis Objek (OBIA) (Studi Kasus: Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun di Kabupaten Maluku Tengah). Inpress Seminar Nasioanal Geomatika 2021.
Marasabessy I, Fahrudin A, Imran Z, Agus, S. B. 2018. Strategi Pengelolaan Berkelanjutan Pesisir dan Laut Pulau Nusa Manu dan Pulau Nusa Leun di Kabupaten Maluku Tengah. Journal of Regional and Rural Development Planning. 2 (1); 11-22.
Ririmasse M. 2014. Bencana masa lalu di Kepulauan Maluku: pengetahuan dan pengembangan bagi studi arkeologi. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi. 32 (2): 77-154.
Robert D.A. 2003. Between east and west: The Mollucas and the traffic in spices up to the arrival of Europeans. Philadelphia. (USA): American Philosophical Society.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.