Perilaku Bertelur Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) Di Pantai Jeen Womom Distrik Abun Kabupaten Tambrauw
Keywords:
Penyu Belimbing, Perilaku bertelur, Pantai Jeen WomomAbstract
Di Papua Barat, lokasi peneluran Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) ini dapat ditemukan di Distrik Abun Kabupaten Tambrauw tepatnya di Pantai Jeen Womom. Pengamatan aktivitas penyu pada saat bertelur harus dilakukan dengan hati-hati, karena jika ada gangguan terhadap aktivitas bertelurnya maka penyu kembali ke laut tanpa bertelur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku bertelur penyu belimbing (Dermochelys coriacea) di pantai Jeen Womom Distrik Abun Kabupaten Tambrauw. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dan Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) pertama terlihat pada saat pengamatan dipilih sebagai sampel. Survei pendahuluan dan observasi langsung digunakan untuk mengumpulkan data tentang perilaku bertelur Penyu Belimbing disertai dengan dokumentasi kegiatan. Hasil penelitian menunjukan ada 6 fase yang dilewati oleh Penyu Belimbing dalam proses bertelur, yaitu fase mendarat (keluar dari laut) dan mencari tempat bertelur, menemukan dan menggali sarang, bertelur, menutup lubang telur atau sarang, membuat kamuflase, dan kembali ke laut. Total waktu bagi Penyu Belimbing untuk melakukan peneluran dari fase pertama sampai akhir adalah 129 menit atau sekitar 2 jam. Diketahui juga bahwa Penyu Belimbing mengeluarkan air mata pada saat bertelur dan tidak makan selama melakukan aktivitas peneluran, yaitu sejak keluar dari laut sampai kembali lagi ke laut.
References
Adnyana I. B dan Hitipeuw C. 2009. Panduan Melakukan Pemantauan Populasi Penyu di Pantai Peneluran di Indonesia. Kerjasama WWF-Indonesia dan Universitas Udayana. Gita Media Gemilang
Ambari M. 2018. Pelindung Penyu dari Kepunahan itu Bernama Taman pesisir Jeen Womom. Mongabay Situs Berita Lingkungan
Dermawan A., Nuitja I. N. S., Soedharma D., Halim H. M., Kusrini M. D., Lubis S. B., Alhanif R., Khazali M., Murdiah M., Wahjuhardini L. P., Setiabudiningsih dan Mashar A. 2009. Pedoman Teknis Pengelolaan Konservasi Penyu. Direktorat Konservasi dan Taman Laut nasional, Direktorat Jendral Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Jakarta
Manurung B., Erianto, dan Rifanjani. S. 2015. Karakteristik Habitat Tempat Bertelur Penyu Di Kawasan Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas. Jurnal Hutan Lestari Volume 4 Nomor 2 (205-212)
Pratiwi B. W. 2016. Keragaman Penyu dan Karakteristik Habitat Penelurannya Di Pekon Muara Tembulih, Ngambur, Pesisir Barat. Skripsi .Fakultas Pertanian Universitas Lampung Bandar Lampung.
Rosana Ch. F. 2018. Dari KAlifornia Penyu Belimbing Berenang Ke Papua Untuk Bertelur. Travel Tempo
Triantro, R. G. N. 2008. Karakteristik Biologi Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea Vandelli) di Suaka Margasatwa Jamursba Medi Papua Barat. Jurnal Info Hutan Volume 5 Nomor 2 Tahun 2008 (Halaman 189-198)
Yayasan Kehati. 2019. Tumbuhan Katang-katang Ancaman Baru Penyu Belimbing.
https://www.kehati.or.id/tumbuhan-katang-katang-ancaman-baru-penyu-belimbing/
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike (CC BY-SA)Â that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.