Representasi Tanda dalam Ungkapan Pemmali Pada Masyarakat Bugis di Kabupaten Barru

Authors

  • Andi Fadlan Sukmal Fakultas Ilmu Budaya UNHAS
  • Lukman Lukman Universitas Hasanuddin
  • Ery Iswary Universitas Hasanuddin
  • Firman Saleh Universitas Hasanuddin

DOI:

https://doi.org/10.33506/jn.v8i1.1890

Keywords:

Representasi Tanda, Ungkapan Pemmali, Bugis, Kabupaten Barru

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan representasi tanda dalam ungkapan pemmali bagi masyarakat Bugis di Kabupaten Barru. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Temuannya yaitu dalam masyarakat ditemukan beberapa pemmali berupa larangan yang sebenarnya dimaksudkan untuk mendidik, namun dalam penyampaiannya justru diungkapkan dengan menyampaikan konsekuensi yang berbeda. Pemmali merupakan bagian dari tabu yang masih banyak dipercaya oleh sebagian orang. Bagi orang yang percaya pemali, hal buruk yang terjadi sering kali dikaitkan dengan perilaku atau ucapan orang yang mengalaminya. Dalam pemmali terdapat tanda-tanda yang merepresentasikan kesepakatan sosial masyarakat Desa Pancana, yaitu: 1) kepala sebagai simbol kehormatan seseorang, sementara kaki bagian tubuh yang menyentuh tanah sehingga harus dijaga agar tetap sopan, 2) pintu dipercaya sebagai tempat masuknya hal baik seperti rejeki dan hal buruk seperti setan, 3) orang yang sedang hamil dianggap sebagai representasi dari dirinya dan anaknya, sehingga diharuskan menjaga tingkah laku dan bersikap, termasuk yang dikenakan dan dimakan selama kehamilan, 4) menyerupai orang meninggal dilarang karena dianggap sebagai doa, 5) makanan dan minuman adalah rejeki yang harus dihargai dengan cara diperlakukan dengan baik, termasuk alas yang digunakan, 6) dipercaya manusia hidup berdampingan dengan makhluk halus sehingga harus selalu menjaga diri agar tidak mendapat gangguan dari mereka

References

Abdullah M., Utami R., & Nurfadillah. (2018). Selisik Makna Pamali Dalam Kehidupan Masyarakat Suku Kajang Kabupaten Bulukumba Melalui Kajian Semiotika Sosial Halliday. Jurnal Penelitian dan Penalaran, 5(2):951-963.

Akhlak, A., Arifin, M., & Rijal,S. (2019). Pamali dalam Masyarakat Etnik Banjar Kota Samarinda: Suatu Tinjauan Semiotika. Jurnal Ilmu Budaya, 3(2),121-130.

Allan, K., & Burridge, K. (2006). Forbidden words: taboo and the censoring of language. Cambridge University Press.

Bauman, R., & Briggs, C. (1990). Poetics and Performances as Critical Perspectives on Language and Social Life. Annual Review Of Anthropology, 19(1), 59-88. doi: 10.1146/annurev.an.19.100190.000423

Blommaert, J. (2001). Context is/as Critique. Critique Of Anthropology, 21(1), 13-32. doi: 10.1177/0308275x0102100102

Bourdieu, P. (1979). Symbolic Power. Critique Of Anthropology, 4(13-14), 77-85. doi: 10.1177/0308275x7900401307

Bourdieu, P. (1991). Language and Symbolic Power. Cambridge: Polity Press.

Bredin, H. (1984). Sign and Value in Saussure. Philosophy, 59, 67-76.

Briggs, C. L., & Bauman, R. (1992). Genre, Intertextuality, and Social Power. Journal of Linguistic Anthropology, 2(2), 131–172. https://doi.org/10.1525/jlin.1992.2.2.131

Fershtman, C., Gneezy, U., & Hoffman, M. (2011). Taboos and Identity: Considering the Unthinkable. American Economic Journal: Microeconomics, 3(2), 139-164. https://doi.org/10.1257/mic.3.2.139

Gao, C. (2013). A Sociolinguistic Study of English Taboo Language. Theory And Practice In Language Studies, 3(12). doi: 10.4304/tpls.3.12.2310-2314

Gumperz, J. J. (1992). Contextualization and understanding. Rethinking context: Language as an interactive phenomenon, 11, 229-252.

Harpriyanti, H., & Komalasari, I. (2018). Makna Dan Nilai Pendidikan Pamali Dalam Masyarakat Banjar di Desa Barikin Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 3(2).

Koven, M. (2012). Speaker Roles in Personal Narratives. Varieties Of Narrative Analysis, 151-180. doi: 10.4135/9781506335117.n8

Park, J., & Bucholtz, M. (2009). Introduction. Public transcripts: entextualization and linguistic representation in institutional contexts. Text & Talk - An Interdisciplinary Journal Of Language, Discourse & Communication Studies, 29(5), 485-502. doi: 10.1515/text.2009.026

Radcliffe-Brown, A., Evans-Pritchard, E., & Eggan, F. (1952). Structure and function in primitive society,essays and addresses. Cohen & West.

Saleh, F., Rahman, F., & Hasyim, M. (2021). Metaphor in the Bugis Language Expression of the Sidenreng Dialectin South Sulawesi. International Journal of Arts and Social Science, 4(1), 312-318.

Saleh, F., & Elysmah, E. (2022, April). The Metaphor of the Cosmos in the Cenninrara of Bugis Community. In 9th Asbam International Conference (Archeology, History, & Culture In The Nature of Malay)(ASBAM 2021) (pp. 289-296). Atlantis Press.

Silverstein, M., & Urban, G. (1996). Natural histories of discourse. Chicago: University of Chicago Press.

Silverstein, M. (2003). Indexical order and the dialectics of sociolinguistic life. Language & Communication, 23(3–4), 193–229. https://doi.org/10.1016/s0271-5309(03)00013-2

Silverstein, M. (2004). “Cultural” Concepts and the Language‐Culture Nexus. Current Anthropology, 45(5), 621-652. https://doi.org/10.1086/423971

Silverstein, M. (2014). The Voice of Jacob: Entextualization, Contextualization, and Identity. ELH, 81(2), 483-520. doi:10.1353/elh.2014.0022

Sobur, A. (2013). Filsafat Komunikasi: Tradisi dan Fenomenologi. Bandung: Remaja Rosdkarya.

Sulo, H. (1996). Makna Pemmali dalam Masyarakat Petani di Kabupaten Soppeng (Undergraduate). Universitas Hasanuddin.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Taufiq, Y. (2017). The Use of Taboo Words in War Dogs movie (2016): A Sociopragmatic Study. (undergraduate). Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Trudgill, P. (2000). Sociolinguistics: An introduction to language and society. London: Penguin Books.

Van Dijk, T. (1989). Structures of Discourse and Structures of Power. Annals Of The International Communication Association, 12(1), 18-59. doi: 10.1080/23808985.1989.11678711

Van Dijk, T. (1993). Principles of Critical Discourse Analysis. Discourse & Society, 4(2), 249-283. doi: 10.1177/0957926593004002006

Van Dijk, T. (2006). Discourse, context and cognition. Discourse Studies, 8(1), 159-177. doi: 10.1177/1461445606059565

Verschueren, J. (2000). Notes on the role of metapragmatic awareness in language use. Pragmatics. Quarterly Publication Of The International Pragmatics Association (Ipra), 10(4), 439-456. https://doi.org/10.1075/prag.10.4.02ver

Wardhaugh, R. (2006). An Introduction to Sociolinguistics. Blackwell.

Wibowo, I. S. W. (2013). Semiotika Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Widiastuti H. (2015). Pamali dalam Kehidupan Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan (Kajian Semiotik dan Etnopedagogi). LOKABASA, 6(1):71-78. doi:10.17509/jlb.v6i1.3149

Zelizer, V. (1978). Human Values and the Market: The Case of Life Insurance and Death in 19th-Century America. American Journal Of Sociology, 84(3), 591-610. https://doi.org/10.1086/226828.

Zelizer, V. (1981). The Price and Value of Children: The Case of Children's Insurance. American Journal Of Sociology, 86(5), 1036-1056. https://doi.org/10.1086/227353

Published

2022-12-25

How to Cite

Sukmal, A. F., Lukman, L., Iswary, E., & Saleh, F. (2022). Representasi Tanda dalam Ungkapan Pemmali Pada Masyarakat Bugis di Kabupaten Barru. Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial, 8(1), 65–77. https://doi.org/10.33506/jn.v8i1.1890