Valuasi Ekonomi Objek Wisata Bukit Cinta Kota Sorong: Berdasarkan Biaya Perjalanan

Authors

  • Amelia Iek Universitas Muhammadiyah Sorong
  • Lona H. Nanlohy Universitas Muhammadiyah Sorong
  • Fajrianto Saeni Universitas Muhammadiyah Sorong

DOI:

https://doi.org/10.33506/agriva.v3i2.4372

Keywords:

biaya, pengunjung, valuasi_ekonomi, ekowisata

Abstract

Penilaian ekonomi objek wisata Bukit Cinta berdasarkan metode biaya perjalanan penting dilakukan dalam rangka menentukan karakteristik pengunjung dan memperoleh data nilai ekonomi yang dapat dijadikan dasar bagi pengelolaan objek wisata tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data terhadap pengunjung yang merupakan pengunjung dan observasi secara langsung di lapangan, disertai wawancara kepada pengunjung dengan tujuan untuk mendapatkan data secara detail. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pengunjung yang melakukan kunjungan ke obyek wisata Bukit Cinta sangat beragam. Berdasarkan jenis kelamin laki-laki 26,67% dan perempuan 73,33%, umur kelompok yaitu 16-25 tahun sebesar 60,00%, tingkat pendidikan terkhusus SMA dan sederajat sebesar 93,33%, serta  pendapatan tertinggi adalah >Rp. 1.000.000-Rp.2.500.000 sebesar 46,67%. Selanjutnya untuk daerah asal didominasi oleh pengunjung lokal. Biaya perjalanan terbesar terdapat pada biaya konsumsi 52,97% dari total biaya perjalanan, sedangkan alokasi biaya terendah terdapat pada biaya tiket yaitu (21,29%). Biaya perjalanan setiap orang berbeda-beda, sehingga diperoleh rata-rata jumlah biaya perjalanan total (BPT) sebesar Rp. 2.020.000.

References

Aprilian, R. 2009. “Analisis Permintaan dan Surplus Konsumen Taman Wisata Alam Situ Gunung dengan Metode Biaya Perjalanan”. Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi, Institut Pertanian Bogor.

Aryanto, R. dan Mardjuka, M. Y. 2005. Valuasi Ekonomi Dengan Travel Cost Method Pada Objek Ekowisata Pesisir. J. Ilmiah Pariwisata. 10(1): 58-76.

Aryunda, H. 2011. Dampak ekonomi pengembangan kawasan ekowisata kepulauan seribu. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 22(1):1-16.

Baco, S. L. 2017. Valuasi Ekonomi jasa lingkungan obyek wisata alam tracking mangrove bungkutoko kota kendari. J. Ecogreen. 3(1): 41-47.

Baskoro, M, S. 2016. Pengelolaan kawasan ekowisata berbasis masyarakat serta implikasinya terhadap ketahanan masyarakat desa sukarara. J. Green Growth dan Manajemen Lingkungan. 5(2): 18-29.

Basyuni, M., Bimantara, Y., Selamet, B. dan Thoha, A. S. 2016. Identifikasi potensi dan strategi pengembangan ekowisata mangrove di desa lubuk kertang, kecamatan brandan barat, kabupaten langkat sumatera utara. J. Abdimas Talenta. 1(1): 31-38

Dwiputra, R. 2013. Preferensi wisatawan terhadap sarana wisata di kawasan wisata alam erupsi merapi. J. Perencanaan Wilayah dan Kota. 24(1): 35-48

Effendi A, Bakri S, Rusita .2015. Nilai ekonomi jasa wisata Pulau Tangkil Provinsi Lampung dengan pendekatan metode biaya perjalanan. Jurnal Sylva Lestari. 3(3): 71-84

Hakim, A. (2004). Wisata Alam dan Kelestarian. Jakarta: Pustaka Alam.

Halomoan, H. 2012. Valuasi ekonomi danau sentani di kabupaten jayapura.

J. Ecotrophic. 7(2): 135-144.

Indririyani,S. dan Fauzy, M. Q. 2016. Valuasi ekonomi dan dampak lingkungan akibat industri pengolahan marmer di desa besole kabupaten tulungangung ditinjau dari ekosistem sumber daya alam pespektif islam. J. Ekonomi Syariah Teori dan Terapan. 3(8): 643-655.

Keliwar, S. & Nurcahyo, A. 2015. Motivasi dan Persepsi Pengunjung terhadap Obyek Wisata Desa Budaya Pampang di Samarinda. Jurnal Manajemen Resort dan Leisure

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. (2004). Rencana Strategi Ekowisata Nasional

Koranti, K 2017 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Sarana Di Wisata Taman Wisata Kopeng. Jakarta. Universitas Gunadarma

Laraswati, D., Safitri, Y .dan Nilawati, L. 2017. Model penilaian zona nilai ekonomi dengan pendekatan sistem informasi geografis pada kawasan wisata cagar budaya setu babapak. J. Muhammadiyah Jakarta. 4(1).

Muis, A. A., Sumarmi dan Astina I, K. 2016. Strategi pengembangan ekowisata bahari sebagai sumber belajar geografi pariwisata. J. Pendidikan Teori, Penelitian dan Pengembangan. 1(11): 2178-2188.

Nazarullail. F., Hardika. dan Desyanty, E. S. 2017. Pemberdayaan masyarakat melalui program ekowisata “Lepen Adventure”. J. Teori, Penelitian dan Pengembangan. 2(8): 1071-1076

Nugroho, P. S. 2010. Valuasi Ekonomi Pantai Glagah Dengan Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost) di Desa Glagah Kecamatan Teman Kabupaten Progo. Surakarta: Fakultas Ekonomi.Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Salakory, R. A. 2016. Pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di kepulauan banda, kabupaten maluku tengah. J. Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA”. 10(1): 84-92. (Basyuni et al., 2016).

Saptutyningsih, E. dan Ningrum,C. M. 2017. Estimasi nilai ekonomi objek wisata pantai goa cemara kabupaten bantul: pendekatan travel cost method. J. Balance. 19(2): 56-70.

Sayyed, M. R. G. Mansoori, M. S. dan Jaybhaye, R. G. 2013. SWOT analysis of tandooreh national park (ne iran) for sustainable ecotourism. Proc. of the International Academy of Ecology and Environmental Sciences. 3(4): 296-305.

Sihotang JS, Wulandari C, Herwanti S. 2014. Nilai ekonomi objek wisata air terjun Way Lalaan Provinsi Lampung Dengan Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method). Jurnal Sylva Lestari. 2 (3) : 11-18.

Sumedi, N., Simatupang, P., Sinaga, B. M., & Firdaus, M. (2016). Dampak Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian dan Pengeluaran Daerah pada Sektor Pertanian Terhadap Kinerja Pertanian Daerah. Jurnal Agro Ekonomi, 31(2), 97–113. https://doi.org/10.21082/jae.v31n2.2013.97-113

Tambunan, E., Latifah, S. dan Patana, P. 2013. Analisis nilai ekonomi objek wisata alam di kabupaten samosir, provinsi sumatera utara (studi kasus pemandian air panas di kelurahan siogung-ogung, kecamatan pangururan). J. Peronema Forestry Science. 2(2): 80-84

Tanaya, R. D. dan Rudiarto, I. 2014. Potensi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di kawasan rawa pening, kabupaten semarang. J. Teknik PWK. 3(1): 71-81.

Tazkia, F. O. dan Hayati, B. 2012. Analisis permintaan objek wisata pemandian air panas kalianget, kabupaten wonosobo dengan pendekatan travel cost. J. Diponegoro of Accounting. 1(1): 1-10

Widiastuti, M. M. D., Ruata, N. N. dan Arifin, T. 2016. Valuasi ekonomi ekosistem mangrove di wilayah pesisir kabupaten marauke. J. Sosek KP. 11(2): 147-159.

Widjanarko, M. dan Wismar’ein, D. 2012. Identifikasi sosial potensi ekowisata berbasis peran masyarakat lokal. J. Psikologi. 9(1): 33-39. (Nadiasa et al., 2010),

Zulpikar, F., Prasetiyo, D. E., Shelvatis, T. V., Komara, K. K. dan Pramudawardhani, M. 2017. Valuasi ekonomi objek wisata berbasis jasa lingkungan menggunakan metode biaya perjalanan di pantai batu karas kabupaten pangandaran. J. of Regional and Rural Development Planning. 1(1): 53-63.

Downloads

Published

2025-07-17

How to Cite

Iek, A., Nanlohy, L. H., & Saeni, F. (2025). Valuasi Ekonomi Objek Wisata Bukit Cinta Kota Sorong: Berdasarkan Biaya Perjalanan. Agriva Journal (Journal of Agriculture and Sylva), 3(2), 13–19. https://doi.org/10.33506/agriva.v3i2.4372