Analisis Risiko Supply Chain Ikan Menggunakan Metode (House of Risk)

Authors

  • Yogi Laksono Putro UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
  • Abdul Wahid Universitas Yudharta Pasuruan

DOI:

https://doi.org/10.33506/mt.v9i2.2653

Keywords:

Agen Risiko, House of Risk, Penanganan Risiko

Abstract

Lekok adalah salah satu kecamatan yang memiliki potensi perikanan dengan ikan teri menjadi salah satu jenis ikan yang menonjol di wilayah pesisir pantai Lekok. Pengolahan ikan teri di wilayah ini menjadi komoditas utama dalam hasil tangkapan perikanan dengan nilai jual yang tinggi.Akan tetapi, dalam proses rantai pasoknya tidak luput dari risiko yang menghambat setiap proses rantai pasok dari mulai nelayan, pengepul dan pengecer Oleh karena itu, analisis risiko harus dilakukan bersamaan dengan mitigasi risiko. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan alasan mengapa setiap siklus rantai pasok pada TPI Lekok memiliki prioritas risiko tertinggi dan juga memberikan penanganan paling efektif untuk diterapkan terhadap prioritas risiko tersebut dengan menggunakan metode House Of Risk. Hasil dalam penelitian ini, terdapat 13 peristiwa risiko dan 16 agen risiko. Dari 16 agen risiko tersebut, ada 3 agen risiko yang memiliki pengaruh dominan, yaitu (A10), (A2), dan (A6). Berdasarkan agen risiko dominan ini, telah dirancang 7 tindakan mitigasi risiko yang dapat diterapkan. Setelah mempertimbangkan efektivitas penerapan dari masing-masing tindakan mitigasi, akhirnya ditemukan 4 strategi mitigasi utama yaitu menyediakan cold storage (PA4), mengadakan kerjasama dengan pengelola ikan (PA5), menyediakan standar operasional prosedur penyimpanan ikan (PA2) dan melalukan peninjauan rutin terhadap teknik penyimpanan ikan yang dilakukan karyawan (PA3).

References

Adam, F. N., & Yuliazmi. (2018). Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Pengadaan Bahan Baku Dengan Model Electronic Supply Chain Management ( E-Scm ) Pada Pt . Hassana Boga. Jurnal Idealis, 1(1), 99–105.

Andrean, M. (2022). Analisis rantai pasok (supply chain) ikan laut di pekanbaru (studi kasus pada UD Deli bukit nelayan). 1–141. http://repository.uir.ac.id/id/eprint/15043

Bonyaho, M., Wullur, M., Sumarauw, J. S. B., Kinerja, I., Pasokan, R., Komoditas, P., Teri, I., Desa, D. I., Sumarauw, J. S. B., Manajemen, J., Ekonomi, F., & Ratulangi, U. S. (2021). SAOLAT KECAMATAN WASILE SELATAN KABUPATEN HALMAHERA TIMUR IDENTIFICATION OF SUPPLY CHAIN PERFORMANCE IN ANCHOVY COMMODITIES IN SAOLAT VILLAGE , SOUTH WASILE DISTRICT , EAST HALMAHERA REGENCY Jurnal EMBA Vol . 9 No . 4 Oktober 2021 , Hal . 1249 - 1260. 9(4), 1249–1260.

Magdalena, R. (2019). Analisis Risiko Supply Chain Dengan Model House Of Risk (Hor) Pada Pt Tatalogam Lestari. Jurnal Teknik Industri, 14(2), 53. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/view/20053

Panjaitan, O. P. (2018). MEMPERTIMBANGKAN KEPENTINGAN MULTISTAKEHOLDER PADA SUPPLY SIDE TUNA.

Pujawan, I. N., & Geraldin, L. H. (2009). House Of Risk: A model for proactive supply chain risk management. Business Process Management Journal, 15(6), 953–967. https://doi.org/10.1108/14637150911003801

Rizky, M. G. (2020). Analisis Mitigasi Risiko Rantai Pasok Menggunakan Metode HOR (House Of Risk) (Studi Kasus: Kawasan Sentra Industri Pengolahan Kerajinan Logam Pandai Besi Desa Kajar I, Karang Tengah, Wonosari, Gunung Kidul). 1–111.

Solisa, C., Paillin, D. B., & Tupan, J. M. (2022). Pengelolaan Risiko Rantai Pasok Ikan Di Tengah Pandemic Covid-19 Menggunakan Metode House Of Risk. I Tabaos, 2(1), 1–11. https://doi.org/10.30598/i-tabaos.2022.2.1.1-11

Triadiyatma, A. (2016). Model Penyelesaian Konflik Nelayan Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Modal Sosial di Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan. Skripsi, 14–118. http://repository.unair.ac.id/id/eprint/54307

Waluyo, M. T. (2021). ANALISIS MITIGASI RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL HOUSE OF RISK (HOR) PADA CV. TUNAS KARYA. Frontiers in Neuroscience, 14(1), 1–13.

Downloads

Published

13-10-2023

How to Cite

Putro, Y. L., & Wahid, A. (2023). Analisis Risiko Supply Chain Ikan Menggunakan Metode (House of Risk). Metode : Jurnal Teknik Industri, 9(2), 85–94. https://doi.org/10.33506/mt.v9i2.2653