Karbon Batang dan Serasah Klon Eukaliptus di Habinsaran, Sumatera Utara
DOI:
https://doi.org/10.33506/md.v17i1.4549Keywords:
Timbunan Karbon, Batang dan Serasah, Hutan Tanaman IndustriAbstract
Riset pendugaan carbon yang tertimbun pada batang tanaman dan serasah ini dilakukan pada tegakan 3 jenis klon IND di 3 kelas umur tanaman yang dibudidayakan di areal HTI Habinsaran. Dilakukan pengukuran diameter, tinggi dan perangkap serasah yang jatuh dari 3 jenis klon IND pada 3 kelas umur untuk memperoleh data dalam penaksiran data karbon pada batang tanaman dan serasah. Pengolahan data dilakukan atas penaksiran karbon batang dari data volume kaykanu dan berat jenis kayu dan faktor karbon dalam tanaman. Sedangkan penentuan karbon dari serasah dilakukan dengan mengoven serasah terlebih dahulu untuk mendapatkan biomassa yang dikalikan dengan faktor karbon pada tumbuhan. Hasil pengolahan data menunjukkan diameter batang klon IND 72 menurut umur 1,2 dan 3 tahun adalah 29 cm, 44 cm dan 49 cm, untuk klon IND 73 berurutan 27 cm, 43 cm dan 57 cm serta untuk klon IND 111 berurutan 21 cm, 44 cm dan 59 cm. Tinggi batang tanaman klon IND 73 dari umur 1, 2 dan 3 tahun berurutan 9,18 m, 11,36 m dan 19,43 m serta klon IND 111 berurutan 6,90 m, 11,03 m dan 22,67 m. Volume kayu klon IND 73 umur 1, 2 dan 3 tahun berurutan 0,5922 m3, 1,7532 m3 dan 3,6628 m3; volume kayu klon IND 83 umur 1, 2 dan 3 tahun berurutan 0,4908 m3, 1,5526 m3 dan 5,8489 m3 serta umur 1, 2 dan 3 tahun klon IND 111 berurutan 0,2313 m3, 1,6768 m3 dan 6,1939 m3. Hasil analisis kandungan Carbon batang tanaman klon IND 73 umur 1, 2 dan 3 tahun berurutan 0,5922 kg/btg, 1,7532 kg/btg, 3,6628 kg/btg, klon IND 83 berurutan 0,4908 kg/btg, 1,5526 kg/btg, 5,8489 kg/btg serta klon IND 111 berurutan 0,2313 kg/btg, 1,6768 kg/btg dan 6,1939 kg/btg. Kandungan carbon serasah untuk klon 73 umur 3 tahun klon IND 73 sebesar 0,004 kg/btg (4 gr/btg), klon IND 83 sebesar 0,005 kg/btg (5 gr/btg) dan klon IND 111 sebesar 0,005 kg/btg (5 gr/btg).
References
Anonim, 2020. Hutan Tanaman Industri (HTI). Life Mosaic. Supporting Indigenous People to Depend Their Right.
Arifin. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Departemen Kehutanan, 1994. Lampiran Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pembuatan Hutan Tanaman Industri. Jakarta: Departemen Kehutanan.
Direktorat Bina Pembangunan Hutan Tanaman, 2009. Forest Watch Indonesia, 2015. Pelanggaran Perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Pembiayaan: Studi Kasus PT. Toba Pulp Lestari dan APRIL Group.
Florentine, S. K., & Fox, J. E. D. (2003). Allelopathic Effects of Eucalyptus: Review of Recent Findings and Implications for Natural Ecosystems. Australian Journal of Botany, 51(6), 637–650. https://doi.org/10.1071/BT02121
Food and Agriculture Organization (FAO). (2020). Forestry for a Sustainable Future: Balancing Social, Economic and Environmental Goals. Rome: FAO. https://doi.org/10.4060/ca8642en
[FWI] Forest Watch Indonesia, 2015. Pelanggaran Perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Pembiayaan “Studi Kasus PT. Toba Pulp Lestari dan Group”: Bogor Indonesia.
Hamidy, R., S. Sastrodiharjo., dan A, Taufiturrahman. 2002. Struktur
Komunitas dan Produksi Serasah Mangrove di Dumai, Riau. Jurnal Berkala Ilmiah Biologi. 2 (13): 755-768.
Hanafiah KA. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo
Hardiwinoto, S. 2015. Untuk Produktivitas Hutan, Peran Silvikultur Penting dan Strategis. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Jayanthi S, Arico Z. 2017. Laju dekomposisi serasah hutan Taman Nasional Gunung Leuser Resort Tenggulun. Prosiding Seminar Nasional MIPA III.
Ministry of Environment and Forestry. (2018). The State of Indonesia’s Forests 2018. Jakarta: KLHK & FAO.
Murtinah, V et al, 2020. Laju Dekomposisi Pada Lahan Pascatambang Batubara Umur Revegetasi 1 Dan 5 Tahun Di PT Kaltim Prima Coal. Sangatta, Kalimantan Timur.KHLK, 2022. Status Hutan dan Kehutanan Indonesia 2020.
Kartodihardjo, H., & Supriono, A. (2000). Dampak Pembangunan Sektor Kehutanan terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Lokal. Jakarta: CIFOR. https://doi.org/10.17528/cifor/000729
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2015). Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.12/MENLHK-II/2015 tentang Pembangunan Hutan Tanaman Industri. Jakarta: KLHK.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (2019). Statistik Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2019. Jakarta: KLHK.
Latifah, 2004. Model Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Dalam Pengusahaan Hutan Tanaman Industri. Universitas Sumatera Utara.
Murtinah, V et al, 2020. Laju Dekomposisi Pada Lahan Pascatambang Batubara Umur Revegetasi 1 Dan 5 Tahun Di PT Kaltim Prima Coal. Sangatta, Kalimantan Timur.
Rimbakita.com. Hutan Tanaman Industri – Pengertian & Perkembangan di Indonesia. Menyampaikan Informasi Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
Setiawan, A., Hadi, T. S., & Lestari, D. (2021). Pengaruh Serasah Daun Eukaliptus terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawah dan Sifat Kimia Tanah di Areal Hutan Tanaman Industri. Jurnal Ilmu Kehutanan Indonesia, 8(2), 103–115. https://doi.org/10.24815/jiki.v8i2.12345
Sudomo, A. et al, 2017. Produktifitas Serasah Sengon (Paraserianthes falcataria) Dan Sumbangannya Bagi Unsur Kimia Makro Tanah. Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017 Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Berkelanjutan. Sbn: 978 602–361–072-3.
Supriyanto, B., & Hadi, Y. S. (2012). Kayu dan Teknologi Pulp: Dasar-dasar Teknologi Pembuatan Kertas. Bogor: IPB Press.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike (CC BY-SA)Â that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.