@article{Bintari_2017, title={ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN PENCAPAIAN LABA PADA USAHA DAGANG (STUDI KASUS PADA TOKO DI SORONG)}, volume={2}, url={https://ejournal.um-sorong.ac.id/index.php/jn/article/view/25}, DOI={10.33506/jn.v2i1.25}, abstractNote={<p>Penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian laba masa depan. Hasil uji dan olah data menerangkan hal-hal sebagai berikut hipotesis pertama (Hipotesis 1) yang mengatakan bahwa variable kas (X<sub>1</sub>), variable piutang (X<sub>2</sub>) serta variable persediaan (X<sub>3</sub>) secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variable laba (Y) dapat dibuktikan pada Uji F sehingga dapat diterima dan terbukti.  Penilaian keyakinan hipotesis tersebut didasarkan pada hasil uji bahwa nilai F hitung adalah sebesar 7,298 dengan tingkat signifikan 0,001 atau sebesar 0,1%.Pada sisi lain nilai F tabel dengan variable bebas sebanyak 3 variabel dan sampel sejumlah 36 obyek pengamatan adalah 2,342. Jika dibandingkan maka dinyatakan bahwa nilai F hitung > nilai F tabel yang berarti secara simultan ketiga variable bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba. Hipotesis kedua (Hipotesis 2) yang mengatakan bahwa secara terpisah (Parsial) variable-variabel kas (X<sub>1</sub>), piutang (X<sub>2</sub>) dan persediaan (X<sub>3</sub>) tidak terbukti memberikan pengaruh secara parsial terhadap variable (Y) pencapaian laba. Penarikan keyakinan hipotesis tersebut didasarkan pada hal-hal sebagai berikut Variable kas (X<sub>1</sub>), mempunyai nilai 0,000 secara parsial variable ini tidak terbukti memberikan pengaruh terhadap variable (Y) pencapaian laba. Variable piutang (X<sub>2</sub>), memberikan pengaruh terhadap pencapaian laba (Y) sebesar 0,011. Variabel persediaan (X<sub>3</sub>), mempunyai nilai -0,531 terhadap pencapain laba. Adapun kontribusi pengaruh masing-masing variable bebas terhadap variable terikat dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut Variable kas (X<sub>1</sub>) memberikan pengaruh 0,000 terhadap pencapaian laba (Y). Pengertian yang terkandung adalah apabila toko Iqra mengalami peningkatan kas 0,000 atau 0% dari tahun lalu, maka perlu usaha peningkatan penjualan supaya kas perusahaan lebih meningkat. Variable piutang memberikan pengaruh terhadap laba (Y) sebesar 0,011 atau 1,1%. Makna yang terkandung adalah apabila perusahaan menambah jumlah piutangnya sampai sebesar 1,1%,  maka pada saat dan periode yang sama tersebut membuka peluang bagi toko Iqra untuk meningkatkan laba sampai 100% dibandingkan dengan periode sebelumnya Variable persediaan (X<sub>3</sub>) -0,531 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda -) akan mengurangi laba sebesar -0,531. Hipotesis ketiga (Hipotesis 3) yaitu bahwa persediaan mempunyai pengaruh dominan diantara variable-variabel kas (X<sub>1</sub>), piutang (X<sub>2</sub>) terhadap kemampuan pencapaian laba ternyata tidak terbukti. Penolakan hipotesis ini berdasarkan hasil uji sebagai berikut:variable (X<sub>1</sub>) yaitu variable kas memiliki nilai yang dominan kedua setelah piutang dalam upaya pencapaian laba pada toko Iqra. Variable (X<sub>2</sub>) yaitu ternyata memiliki nilai yang dominan dalam upaya kemampuan pencapaian laba pada toko Iqra. Variable (X<sub>3</sub>) yaitu variable persediaan yang merupakan faktor yang paling rendah dominannya dalam kemampuan pencapaian laba pada toko Iqra.</p>}, number={1}, journal={Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial}, author={Bintari, Wisang Candra}, year={2017}, month={Nov.}, pages={40–57} }